Book Review 2 : Nurdin Abdullah Act Locally Think Globally


Judul          : Nurdin Abdullah Act Locally Think Globally
Penulis       : Fahruddin
Cetakan      : I Agustus 2017
Penerbit     : Naura Books PT. Mizan Publika
ISBN           : 978-602-385-362-5
Halaman    : 337 halaman 





Buku yang ditulis oleh Fahruddin ini menceritakan Nurdin Abdullah (Mantan Bupati Bantaeng 2008-2018).  Sekarang beliau terpilih menjadi Gubernur Sulawesi Selatan periode 2018 – 2023. Perjuangan dan prestasinya, yang berhasil membawa nama baik Kabupaten Bantaeng, membuatnya terkenal seantero nusantara. Sejak itu, kisah hidupnya banyak dikupas. Oleh sebab itu, buku ini hadir, tidak lain, untuk mengungkap segala kehidupan masa kecil, remaja, karir, pendidikan, perjuangan, karya, dan dedikasi pada rakyat dan tentunya keluarganya.  

Nurdin lahir pada 7 Februari 1963 di Pare-Pare, Sulawesi Selatan. Dilahirkan dari keluarga tentara, Nurdin dididik untuk disiplin dalam segala hal, sehingga hal ini yang kemudian membentuk sifat pantang menyerah dan kerja keras. Sejak Sekolah Menengah, Nurdin sudah aktif di berbagai kegiatan sekolah dan ini berlanjut hingga bangku perkuliahan di Universitas Hassanuddin Makassar. 

  
Nurdin menikah dengan Lies, putri Rektor saat itu, pada tahun 1986. Kemudian, dia mengawali karir sebagai juru foto KTP. Setelah itu, tahun 1987, Nurdin diterima menjadi dosen di Unhas di Fakultas Kehutanan. Tak lama kemudian, dia melanjutkan studi magister dan doctoral di Jepang dengan beasiswa Monbugakusho, salah satu beasiswa yang prestisius. Selain di dunia pendidikan, dia juga mencoba menjajaki dalam dunia bisnis perikanan. Dengan menggandeng investor asal Jepang, nurdin berhasil membuat perusahaan sendiri di Bali.

Perusahaan yang didirikannya bergerak maju hingga mampu mempekerjakan ribuan karyawan. Melalui Maruki Makassar Foundation, Nurdin mencoba untuk berbagi dengan golongan yang membutuhkan, khususnya dalam bidang pendidikan. Selain itu, bidang kesehatan juga tidak luput dari perhatiannya. tidak hanya focus pada bisnis semata, namun pengabdian langsung ke masyarakata menjadi bukti nyata dedikasinya.

Melihat keberhasilannya, beliau mencoba untuk menginjakkan kaki di dunia politik. Tahun 2008, beliau menjadi Bupati Bantaeng dari partai gurem. Namun demikian, hal tersebut tidak menyurutkan masyarakat untuk memilihnya. Dengan segala kemampuan manajerial dan inovasinya, beliau berhasil membawa nama bantaeng ke kancah nasional, bahkan internasional. Dalam buku ini juga dibahas mengenai program-program dalam pemerintahannya, mulai dari pendidikan, ekonomi, sosial kemasyrakatan, pertanian dan lain sebagainya.

Pada bagian pertanian, beliau mengupas banyak mengenai inovasi pertanian dan perternakan. Beliau berhasil membudidayakan berbagai tanaman yang bernilai ekspor. Tentu ini sangat menguntungkan, khususnya bagi petani bantaeng. 


Pada tahun 2013, masyarakat dari berbagai kalangan mengajukan beliau untuk menjadi Bupati untuk yang kedua kalinya. Tentu ini sebuah amanah yang sangat berharga. Masyarakat sudah mempercayai dan mengakui kinerja selama lima tahun sebelumnya. Akhirnya, beliau terpilih kembali menjadi Bupati Bantaeng untuk periode 2013-2018. Pada periode kedua ini, komitmen untuk melanjutkan program-program selanjutnya dicanangkan oleh beliau. Bahkan, Bantaeng akan dijadikan ‘The Singapore of Bantaeng’ mengingat daerah ini berada di pesisir pantai. Oleh sebab itu, banyak sekali penghargaan yang diterimanya sebagai wujud apresiasi atas prestasinya. 


Keberhasilan Nurdin Abdullah dalam membangun Bantaeng diwujudkan dalam pengentasan kemiskinan di desa, pemberdayaan masyarakat, perbaikan infrastruktur dan manajemen yang baik. Baginya, keluarga adalah penyokong utama dalam bekerja membangun Bantaeng. Oleh sebab itu, dalam buku ini dibahas mengenai sosok keluarga besarnya, mulai dari istri anak dan cucu-cucunya.

Saya, sebagai pembaca sangat terinspirasi memahami buku ini. Saya berpendapat bahwa buku ini bisa dijadikan motivasi untuk membangun bisnis, pendidikan, dan bahkan contoh pendidikan berpolitik yang baik. Terkait dengan kelemahan, saya tidak menemukan kekurangan yang berarti dalam buku ini. Sekedar saran, alangkah lebih baiknya jika per-topik diselingi dengan quotes yang dari Nurdin Abdullah.  

Komentar

Postingan Populer