2017: New Year Start Business
“Teroreeeett” suara terompet itu menghiasi jalanan wisata
Pacet. Mobil-mobil ber-plat luar kota mulai silih berganti berdatangan dan
banyak sekali polisi lalu lintas yang riwa-riwi untuk mengamankan lalu
lintas desa yang biasa tidak seramai ini. Wajar, akhir tahun ini liburnya agak
panjang sehingga banyak para wisatawan yang mengahbiskan waktu intuk berlibur
bersama keluarga mereka ke wisata Pacet.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, keluargaku membuka warung
makanan. Dimulai dari bergadang sebelum tahun baru sampai tahun baru. Segala
persiapan mulai mempersiapkan rombong sampai mengiris sayuran untuk Nasi Pecel. Ayahku
membawa ketela dari sawah dan diletakkan di depan warung, berharap akan habis
dibeli wisatawan karena harga ketela sedang anjlok. Big sale 10.000 dapat 4 kg.
Alhamdulillah ternyata banyak yang beli ketelanya, meskipun sampai sekarang
masih sisa.
Jalanan depan rumah ramai, sampai-sampai dibuat sistem buka
tutup. Dibuka 1 menit ditutup 15 menit. Hal ini menunjukkan antusiasme warga
untuk berwisata sangat tinggi. Mobil-mobilnya pun hampir baru semua. Didominasi
oleh mobil MPV (keluarga) dan sepeda motor. Karena macetnya jalanan, sehingga
sebagian rem mengeluarkan bau yang tidak sedap. Karena macetnya jalanan pula,
banyak orang yang mampir ke Warung untuk sekedar berhenti minum atau sarapan. Banyak
pula yang hanya ke toilet umum. Pengunjung hanya dikenakan Rp. 2000 untuk ke
toilet. Murah kan?.
Kami membagi tugas di Warung. Saya sebagai pembuat minuman
dan Ibu sebagai peracik makanan; bakso dan Nasi. Bakso lebih disukai dari pada
Nasi. Namun, tidak jarang juga wisatawan yang memesan Nasi baik Soto maupun
Pecel. Kami berusaha untuk memberikan pelayanan terbaik dari sisi rasa dan
pelayanan. Untuk minuman hampir sama antara teh dengan jeruk. Hanya sebagaian
yang memesan kopi hitam amupun kopi Cappucino aaupun Mocca.
Dari pengalaman di atas, banyak sekali hal-hal yang dapat
saya ambil hikmahnya. Dia ntaranya anatara belajar untuk melayani orang lain
sebaik mungkin. Disini, kita anggap bahwasannya pembeli adalah the King yang
harus kita layani maksimal. Jika mereka kurang puas, maka selayaknya kita harus
merubah pelayanan kita terhadap mereka. Kedua, dalam berbisnis kesabaran mutlak
harus dimiliki. Jika belum memiliki maka sebaiknya belajar untuk memilikinya.
Karena jika kita tidak bersabar dalam berbisnis maka yang didapat adalah hanya
terbuangnya energi alias capek. Ketiga, adalah ketekunan kita atau dalam arti
konsisten dalam berdagang. Misalnya, hari ini jualan besok tidak. Nah hal
semacam ini sebaiknya harus dihindari karena pemebeli akan memperhatikan kita
eksistensi kita.
Semoga penjualan hari
ini membawa berkah bagi kita semuanya. Dan semoga hari-hari berikutnya semakin
bisa mengambil pelajaran. Terimakasih. Wallahu alam.
Komentar