Hectic Day!

Malang, 13 January 2017


Berolahraga adalah salah satu cara agar kita semua tetap bugar dan sehat. Oleh karenanya, saya dan teman-teman berlari pagi mengelilingi kampus nan hijau. Kampus UIN Maliki Malang yang mempunyai luas sekitar 13 Hektar memiliki sejumlah taman hijau yang apik dan terus diperbaiki. Jalur pedestrian yang cukup dapat digunakan untuk lari kecil. Namun, di liburan seperti ini, mahasiswa belum banyak yang datang sehingga kondisi kampus masih relatif sepi. Tampak hanya sejumlah petugas kebersihan dan petugas keamanan yang sedang menjalankan tugasnya. Jum’at ini ada sejumlah agenda yang harus saya kerjakan diantaranya adalah mencuci motor, mengajar, membaca buku dan menulis.

Setelah kurang lebih 6 putaran lapangan mini, saya memutuskan untuk berpisah dari teman-teman untuk pergi membeli sampo motor. Sayangnya, toko yang biasanya saya membeli sedang tutup dan saya pindah ke tempat lain. Di perjalanan pulang, saya mampir untuk sarapan terlebih dahulu dengan harapan nanti punya energi besar untuk mengawali agenda yang telah saya buat.
Di tengah perjalanan pulang, saya bertemu Ustadz Harir Mubarok, Murabbi 2012/2013 dan sekarang menajdi tangan kanan Prof. Mudji, mengajak saya untuk sarapan lagi. Apa boleh buat, saya menghormati ajakannya untuk sarapan di Qona’ah. Ya, tempat favorit sarapan mahasiswa. Selain rasa yang cukup enak, harga yang murah menajdi alasan utama banyak mahasiswa untuk datang ke Qona’ah.

Selain sarapan dengan Ustadz Harir, saya juga bertemu dengan para senior yang dulu tinggal di Ma’had seperti Ust. Umam, Bisri, Faiz, Dlofir, dan Budi. Kami berbincang-bincang mengenai masa-masa dulu ketika di Ma’had, masa depan dan tentunya seputar jodoh. Hihi. Rupanya Ust. Harir menraktir kita semua. Alhamdulillah. Agenda berikutnya adalah mencuci motor dan berlanjut siap-siap untuk sholat Jum’at.

Mengajar Bahasa Inggris


Setelah jum’atan, saya mengajar di daerah Pandanwangi, sekitar 25 menit dari kampus dengan naik motor. Saya mengajar pada keluarga Tionghoa yang baik sekali. Awalnya saya sedikir lupa dengan alamat yang saya ajar, namun dengan bantuan Google Maps, saya dapat menemukan alamat yang saya cari. Tiba pukul 13.08, saya langsung bergegas mengetuk pintu. Ternyata murid yang saya ajar dulu, sekarang sudah bertambah besar, bahkan akan menyamai saya. Hahaha.Namanya Jonathan, biasa dipanggil Jojo. dia lucu sekali dan pintar. Sebelum selesai mengajar, Ibunya Jojo membelikan Bakso. Mereka baik sekali, meski kita beda keyakinan. Itulah yang mungkin bisa saya katakan being tolerance. Semoga kita bisa menjaga tali persaudaraan dan berbagi kasih satu sama lainnya. I like it. 
13/01/2017




Komentar

Postingan Populer