Capetang (Bandung English Community)

Pada Kamis ini, saya benar-benar memiliki waktu yang luang. Hal ini dikarenakan saya hanya kuliah 3 hari dalam satu minggu dan selebihnya bisa digunakan untuk yang lain. Saya berasumsi bahwa dalam waktu empat hari ini saya dapat melakukan hal yang lebih banyak seperti, membaca buku, bertemu teman baru, mencari pengalaman yang baru dan tentunya mengerjakan tugas dengan baik. Karena waktu adalah hal berharga. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk mengunjungi suatu tempat yakni Taman Sejarah.
Saya berkunjung ke taman sejarah kota Bandung untuk mengikuti komunitas berbicara bahasa Inggris. Informasi saya dapatkan melalui media sosial Instagram  humas kota Bandung. Di akun tersebut menginformasikan bahwa akan ada CAPETANG atau dalam bahasa Sunda berarti mengobrol hal-hal yang baik. Program ini salah satunya untuk mendukung program pemerintah dalam penggunaan #KamisInggris. Kesempatan ini tentunya program ini akan memberikan manfaat.
Setelah itu, saya pergi menggunakan angkutan umum. Karena sebelumnya informasi yang saya dapat terbatas, maka saya mencarinya melalui salah satu mesin pencari; google mengenai tempat itu. Ternyata tempatnya tidak jauh dari kantor Walikota. Alamat tersebut bisa ditempuh dengan angkutan jurusan Margahayu – Ledeng kemudian diteruskan dengan angkutan jurusan Kalapa-Ledeng. Sebenarnya, jika naik satu kali angkutan bisa, tetapi kita harus siap berjalan beberapa ratus meter untuk ke tempat tersebut. Setelah naik angkot dua kali, alhamdulillah saya menemukan tempat yang dimaskud. Taman Sejarah.
Taman ini sangat strategis yang letaknya berada di samping kantor walikota dan di dekat jalan protokol membuat akses ke tempat ini sangat mudah baik dengan kendaraan pribadai maupun umum. Pohon-pohon rindang, sejumlah tempat duduk yang nyaman, informasi mengenai sejarah kota yang dikemas secara moderen dan rapi  serta kolam air untuk anak-anak bermain menjadi salah satu yang menjadi daya tarik untuk dikunjungi. Beberapa pesawat yang akan landas menjadi pemandangan tambahan. Tak heran banyak orang mengahabiskan waktu disini atau hanya sekedar menajdi meeting point.  
Saya tiba di taman tersebut sekitar pukul 11.50 WIB. Sambil menunggu acaranya dimulai sekitar setengah jam kemudian. Saya sholat terlebih dahulu di masjid terdekat. Lokasinya berseberangan dengan taman, hanya beberapa puluh meter. Setelah itu, saya kembali ke taman dan rupanya acara akan dimulai. Dua orang petugas menyiapkan x-banner untuk menandakan bahwa terdapat acara di tempat tersebut.
Tidak lama kemudian, beberapa orang mulai mendekat ke acara tersebut yang didominasi oleh anak-anak muda. Kegiaitan tersebut semakin meriah ketika dibagi ke beberapa kelompok. Kami berbincang-bincang menggunakan bahasa Inggris. Meskipun ada sebagian yang belum lancar, tetapi ini adalah langkah nyata untuk praktik berbicara bahasa Inggris. Setiap kelompok didampingi oleh satu tutor atau senior yang berpengalaman. Masing-masing individu diberi kesempatan untuk berkomunikasi mengani pengenalan dan mengomentari topik yang ditentukan sehingga bisa lebih fokus.
Berutuntungnya, beberapa turis asing datang ke tempat kami untuk berbagi pengalaman. Tentunya ini akan menambah semnagat saya untuk berbahasa Inggris. Mereka adalah mahasiswa pertukaran pelajar muda dari program AIESEC, salah satu yang menaungi program pertukaran ini. Kami berdiskusi tentang sampah yang menjadi salah satu masalah serius di kota. Mereka mememberikan opini dan saran kepada kami sebagai generasi muda untuk menyadari dan peduli akan masalah ini. Kami pun memberikan pendapat bagaimana cara mengolah sampah khususnya sampah plastik yang semakin bertambah banyak. Suasana diskusi pun menjadi sangat cair dan teman-teman sangat antusias.  
Di akhir program, saya meminta salah satu dari mereka untuk mebuat video dengan saya untuk memberikan pesan kepada masyarakat akan penggunaan plastik dan sadar akan sampah. Sungguh suatu kesempatan yang menarik dapat menjalin pertemanan dengan meraka.
Karena masih ada banyak waktu, teman-teman dan saya mengunjungi salah satu tempat yang baru saja diresmikan oleh Ridwan Kamil, yakni Bandung Planning Gallery. Suatu galeri yang berisi tentang sejarah kota masa lalu dan program yang sedang dilakukan serta rencana ke depan kota yang disuguhkan konsep teknologi moderen. Sejumlah laya besar mengelilingi sudut galeri ini lengkap dengan penjelasannya. Untuk mendengarkan penjelasannya, para pengunjung bisa mendengarkannya melalui aplikasi yang bisa diunduh di gawai pintar. Masyarakat bahkan bisa menulis hal apa saja yang menarik di kota ini melalui layar atau catatan kertas kecil yang telah disediakan.
Salah satu hal yang menarik di tempat ini adalah rencana pemerintah untuk mebangun moda transportasi masal. Terdapat satu prototipe dari Bandung SkyBridge yang rencananya membentang dari utara  ke selatan dan barat ke timur guna mengurangi masalah kemacetan. Harapannya dengan adanya rencana ini dapat mendukung suksesnya visi misi koota tahun 2030.
Mengunjungi galeri ini menjadi penutup pegalaman kali ini. Sungguh ini adalah solo travel saya yang sangat bermanfaat. Saya berkesempatan bertemu kawan baru, penangalaman yang luar biasa yang dapat memperkaya wawasan saya. Kesempatan program ini juga dapat meningkatkan rasa percaya diri berbicara bahasa Inggris dengan orang lain. Serta inspirasi baru untuk merencakan masa depan yang lebih baik melalui Bandung Planning Gallery. Semoga ini bisa menambah semangat untuk selalu melakukan yang terbaik. Terimkasih. 

  

Komentar

Postingan Populer